Senin, 31 Januari 2011

Anak terhindar dari Gizi Buruk


Anak merupakan investasi Sumber Daya Manusia (SDM) yang memerlukan perhatian khusus, baik dari kecukupan gizinya sejak masih dalam kandungan hingga setelah lahir. Gizi dari makanan merupakan sumber utama bagi anak dalam memenuhi kebutuhan perkembangannya, sehingga kesehatan fisik, mental dan sosialnya dapat optimal.
“Sewaktu merencanakan punya anak, orangtua sebaiknya telah mempersiapkan segala sesuatunya hingga dewasa,” tukas Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat PDGMI DR. dr. Saptawati Bardosono, MSc., beberapa waktu lalu.
Salah satu gizi yang dibutuhkan adalah Makronutrein dan Mikronutrein yang tersedia pada makanan sehari-hari, dengan variasi 4 sehat 5 sempurna. Menurut dr. Saptawati, orangtua tidak boleh memberi anak yang tidak mau makan dengan banyak memberi susu. “Jangan menyelesaikan sesuatu dengan minum susu, karena susu hanya menyempurnakan,” ungkapnya.

Perhimpunan Dokter Gizi Medik Indonesia (PDGMI) adalah organisasi para dokter gizi yang bernaung dibawah Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan giat memberikan edukasi kesehatan serta gizi, agar masyarakat mampu mandiri dalam mencegah dan menanggulangi masalah gizi keluarga.
Menurutnya, slogan pencegahan lebih baik dari pengobatan harus benar-benar dilaksanakan untuk mencegah terjadinya masalah gizi pada anak. Kecukupan gizi dan kesehatan sangat terkait erat, begitu juga dari penampilan umum seperti berat badan dan tinggi badan si kecil. Gizi juga sangat berpengaruh pada kemampuan fisik, motorik, fungsional, emosi dan kemampuan kognitif anak.
PDGMI sendiri tengah mensosialisasikan 10 pesan pada masyarakat luas demi meningkatkan pengetahuan mengenai gizi. Kesepuluh gizi tersebut antara lain:
1. Bertambah umur, bertambah berat, bertambah tinggi.
Berdasarkan ukuran antropometri, pertumbuhan usia, berat dan tinggi anak yang sehat terkait dengan kecukupan asupan makronutrein, kalsium, magnesium, fosfor, vitamin D, yodium dan seng.
2. Postur tubuh tegap dan otot padat.
Pertumbuhan dan perkembangan rangka tubuh serta otot, dikaitkan dengan kecukupan asupan makronutrein, kalsium, magnesium, fosfor, vitamin D, yodium dan seng.
3. Rambut Berkilau dan Kuat.
Anak yang sehat mempunyai rambut berkilau dan kuat, terkait dengan kecukupan asupan makronutrien, seng, vitamin C, dan vitamin E.

4. Kulit dan kuku bersih serta tidak pucat.

Kulit lembab dan tidak bersisik, terkait dengan kecukupan asupan vitamin A, C, dan E. Kuku berkilau dan kemerahan dikaitkan dengan kecukupan asupan zat besi, vitamin C dan E, kalsium, magnesium, fosfor, dan seng.

5. Wajah ceria, mata bening dan bibir segar.

Kejiwaan anak ditandai dengan sifatnya yang ceria, aktif berkomunikasi dan mudah berteman. Sikap ini terkait dengan kecukupan asupan baik makro dan mikronutrein. Wajah anak yang ceria dan kulit wajah yang lembut, terkait dengan kecukupan asupan vitamin C dan E. Mata anak yang jernih bersinar dan kemampuan melihat dengan baik, sangat terkait dengan kecukupan asupan vitamin A dan vitamin C. Bibir yang lembab dan segar, tergantung dengan kecukupan vitamin E dan zat besi.
6. Gigi bersih dan gusi merah muda.
Gigi anak yang utuh berkilat, gusi merah muda berkilat dan lidah bersih, tergantung pada kecukupan asupan niasin, asam folat, riboflavin dan vitamin B12.

7. Nafsu makan baik dan buang air besar teratur.

Diharapkan dengan kecukupan asupan zat gizi dan serat dari makanan, BAB si kecil menjadi lancar dan nafsu makan baik.

8. Bergerak aktif dan berbicara lancar sesuai umur.

Motorik anak yang sehat, adalah yang dapat bergerak aktif, lincah bermain dan berbicara lancar sesuai usia. Ini dikaitkan dengan kecukupan asupan makronutrien, zat besi, seng, vitamin B dan yodium.

9. Penuh perhatian dan bereaksi aktif.

Seorang anak yang cerdas, mampu bersikap penuh perhatian, rasa ingin tahu, bereaksi aktif dan berprestasi. Semua terkait dengan kecukupan asupan makro dan mikronutrein terutama yodium, zat besi, seng, asam lemak omega-3 dan omega-6.

10. Tidur yang nyenyak.

Dengan berpedoman pada pola makan 4 sehat 5 sempurna, kebutuhan zat gizi dan serat anak akan tercukupi sehingga tidurnya nyenyak.
“Diharapakan melalui pesan tersebut, para orangtua mampu mendeteksi secara dini kemungkinan defisiensi zat gizi pada anak, sehingga dapat segera berkonsultasi dengan dokter,” tutup dr. Saptawati. (Teguh)
Sumber dan Jenis Makanan
1. Makanan kaya karbohidrat: sereal, tepung, umbi, gula dan madu.
2. Makanan kaya lemak: Margarine, mentega, keju, minyak.
3. Makanan kaya protein:
- Protein hewani: telur, daging, unggas, ikan.
- Protein nabati: tahu dan tempe.
4. Makanan sumber kalsium:
- Sumber hewani: susu dan telur.
- Sumber nabati: kacang-kacangan.
5. Makanan sumber seng:
- Sumber hewani: protein hewani.
- Sumber nabati: sereal tumbuk, kacang.
6. Makanan sumber vitamin A:
- Sumber hewani: hati, kuning telur, susu, mentega.
- Sumber nabati: sayur hijau tua, sayur dan buah kuning-jingga.
7. Makanan sumber zat besi:
- Sumber hewani: daging, ayam, ikan, telur.
- Sumber nabati: sayur hijau, kacang.
8. Makanan sumber vitamin C: sayur dan buah yang asam.
9. Makanan sumber vitamin E: Minyak nabati, sayur dan buah.
10. Makanan sumber vitamin: Sereal, protein hewani, sayuran hijau.
11. Makanan sumber serat: Sayur dan buah.
12. Makanan sumber yodium: seafood.
13. Makanan sumber asam lemak omega-3 dan omega-6: minyak ikan.
Kebutuhan makanan sumber energi (zat tenaga), yaitu:
- Karbohidrat = 55-60% total kalori.
- Lemak = 20-25% total kalori.
- Protein = 10-20% kalori.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar