Minggu, 26 Februari 2012

ASI dan Makanan Pendamping Asi Sebagai Penunjang Masa Depan Anak Bangsa




Pertumbuhan emas seorang anak dimulai dari usia 0 (nol) sampai dengan usia 3 (tiga) tahun. Usia ini sangat menentukan apakah anak tersebut dapat tumbuh dengan optimal atau tidak. Pertumbuhan yang optimal sangat tergantung dengan asupan zat gizi anak dalam keluarga. Seorang anak yang memiliki asupan  zat gizi sesuai dengan kebutuhannya, maka anak tersebut akan lebih aktif, inofatif dan kreatif yang akan menghasilkan prilaku yang positif. Anak yang sehat adalah harapan semua orang tua, namun hal itu tidak akan terjadi begitu saja tanpa adanya usaha. Pembimbingan anak berpola hidup sehat baik dari segi konsumsi, lingkungan dan pergaulan dapat menunjang tumbuh kembang anak yang sehat.
Konsumsi tidak bisa dilepaskan dari kebutuhan hidup manusia. Karena konsumsi dapat membantu manusia dalam melahirkan energi-energi yang baru demi kelangsungan hidup dan aktifitas manusia. Namun konsumsi yang tidak sesuai dengan kebutuhan malah menimbulkan penyakit yang tidak diinginkan. Misalnya saja kelebihan mengkonsumsi makanan dari kebutuhan semestinya dapat menyebabkan obesitas sehingga menimbulkan penyekit jantung, diabetes, kolesterol, asma, penyempitan pembuluh darah dan lain-lain. Sedangkan konsumsi yang kurang dari kebutuhan pada anak akan menimbulkan keadaan anak berstatus gizi buruk sehingga menimbulkan penyakit kuasiokor, marasmus, infeksi saluran pernafasan, kretine, anemia, diare, selain dari pada itu daya tahan tubuh anak akan melemah atau menurun, lesu dan bersikap pasif. Keadaan anak yang seperti ini akan mudah terserang penyakit dan menyebabkan terganggunya pertumbuhan. Apabila pertumbuhan dan perkembangan anak sudah terganggu maka masa depan anakpun akan mengalami keterbatasan. Jika masa depan anak memiliki keterbatas maka kemajuan bangsapun menjadi korbanya.
Gizi buruk masih merupakan masalah di Indonesia, walaupun Pemerintah Indonesia telah berupaya untuk menanggulanginya. Menurut data dari WHO pada tahun 2005 menunjukkan bahwa 54% angka kesakitan pada balita karna gizi buruk, 19% diare, 19% infeksi Saluran Pernafasan Akut, 18% perinatal, 7% campak, 5% malaria dan 32% penyebab lain. Riskesdas 2007 memperlihatkan prevalensi anak di bawah lima tahun berdasarkan berat badan menurut umur di Aceh meliputi gizi buruk 10,7% dan gizi kurang 15,8% atau gizi buruk dan kurang adalah 26,5%. Balita gizi kurang di Aceh 1,44 kali lebih tinggi dari pada prevalensi nasional. Gizi buruk dan kurang sebesar 18,4%. Pada sisi lain prevalansi gizi balita lebih sebesar 4,2%.
Belum terlambat untuk menekan angka-angka masalah kesehatan yang ada di atas. Selain program pemerintah yang terus menerus dilaksanakan dan ditingkatkan dalam peningkatan status gizi anak balita, kesadaran ibu balita terhadap pentingnya memperhatikan konsumsi anak balitapun menjadi faktor utama dalam program penigkatan status gizi anak. Konsumsi yang harus diperhatikan adalah saat anak lahir hingga berumur 3 atau 5 tahun. Karena massa ini adalah masa perkembangan organ otak anak yang merupakakan organ terpenting untuk menumbuhkan anak bangsa yang cerdas. Yang harus diperhatikan dalam konsumsi anak sesuai dengan umur adalah apakah yang harus dikonsumsi anak tersebut dan kapan waktu yang tepat dalam pemberian makanan tambahan bagi anak.
Pada usia nol sampai dengan enam bulan, anak tidak boleh diberikan makanan apapun selain dari pada ASI (Air Susu Ibu). Begitu besar rahmat Allah SWT kepada seorang ibu yang telah di anugrahi ASI sebagai makanan pokok bagi bayi. Dimana komponen makanan terlengkap yang belum ada satu bahan makananpun yang mampu menandinginya. Subhanallah,begitu besar kekuasaan-Mu ya Allah. Pemberian ASI yang terus menerus dapat meningkatkan daya tahan tubuh bayi dalam menghadapi penyekit yang datang menyerang. Selain itu, sebagai mana seekor anak sapi akan di susui oleh induk sapi. Begitu juga seorang anak manusia seharusnyalah di susui oleh manusia juga bukan sebaliknya, anak manusia yang lebih sering di susui dengan susu sapi.
Seiring bertambahnya komponen organ tubuh yang terus berkembang, maka kebutuhan akan zat gizi semakin meningkat. Sehingga pemberaian ASI saja selama 6 bulan akan terasa kurang. Pada saat anak berusia 0-6 bulan maka ASI dapat memenuhi kebutuha balita hingga 100%. Namun semakin tinggi usia maka semakin tinggi kebutuhan tubuh terhadap zat gizi. Ketika anak berumur 6-7 bulan ASI hanya menyumbang zat gizi dari kebuthan rata-rata sekita 90%, usia 7 bulan sebesar 80% dan terus menurun sehingga ASI hanya mampu memenuhi kebutuhan zat gizi anak sebesar 50% ketika anak sudah berusia satu tahun. Akan tetapi pemberian ASI tetap diberikan hingga anak berusia dua tahun agar kekurangan zat gizi dalam makanan pendamping ASI dapat terlengkapi.
Pemberian makanan pendamping ASI merupakan alternative terbaik dalam memnuhi kebutuhan gizi seorang anak. Pemberian makanan pendamping ASI ini bertujuan agar anak dapat belajar mengenal rasa, aroma, bentuk dan cara mengkonsumsi makanan. Selain dari pada itu hal yang tak kalah pentingya adalah bagaimana makanan tersebut dapat memenuhi kebuthan gizi anak sesuai dengan kebutuhannya. Yang perlu diperhatikan dalam pemberian makanan pendamping ASI ini adalah dari segi tekstur makanan, pemilihan bahan makanan, dan waktu pemberian makan yang tepat sebagai pendampaing ASI. Dari segi tekstur, makan pendamping ASI terdiri dari tiga bentuk yaitu lumat, lunak/lembik dan padat. Pada usia 6-9 bulan anak balita diberikan makanan yang berbentuk lumat, lalu usia 9-12 bulan diberikan makanan lunak/lembik dan usia 12-24 bula anak sudah bisa diberikan makanan padat. Contoh menu dari makanan lumat antara lain bubur susu, pepaya pisang, nasi tim saring ayam brokoli. Yang makanan lumat misalnya nasi tim ayam goreng. Sedangkan yang makanan padat contohnya nasi gurih, bubur ayam goreng dan lain-lain. Untuk mengetahui resep makanan untuk balita sekarang sangat mudah kita dapatkan melalui jejaring sosial maupun website internet yang sudah sangat mudah digunakan bagi seluruh kalangan masyarakat. Selain itu juga dapat dilihat pada resep makanan pendamping ASI yang ada di toko-toko buku. Hal ini dapat membantu ibu dalam memberikan makanan yang tepat, berfariasi dan bergizi walupun dengan pemilihan bahan makanan yang murah namu kaya akan zat gizi dalam memberikan makanan pendamping ASI bagi setaip anak balita di seluruh Indonesia.

Selasa, 21 Februari 2012

ASI Eksklusif


Pengertian ASI Eksklusif
ASI sebagai makanan yang terbaik bagi bayi, namun akhir-akhir ini sangat disayangkan banyak diantara ibu-ibu menyusui melupakan keuntungan menyusui. Selama ini dengan membiarkan bayi terbiasa menyusu dari alat pengganti, padahal hanya sedikit bayi yang sebenarnya menggunakan susu botol atau susu formula. Kalau hal yang demikian terus berlangsung, tentunya hal ini menrupakan ancaman yang serius terhadap upaya pelestarian dari peningkatan pegnggunaan ASI.
ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa tambahan cairan lain atau makanan lain pada bayi berumur nol sampai enam bulan. ASI merupakan makanan yang bergizi sehingga tidak memerlukan tambahan komposisi. Disamping, itu ASI mudah dicerna oleh bayi dan langsung terserap. Diperkirakan 80% dari jumlah ibu yang melahirkan ternyata mampu menghasilkan air susu dalam jumlah yang cukup untuk keperluan bayinya secara penuh tanpa makanan tambahan. Selama enam bulan pertama. Bahkan ibu yang gizinya kurang baikpun sering dapat menghasilkan ASI cukup tanpa makanan tambahan selama tiga bulan pertama.

A.    Pentingnya Kolostrum
Kolostrum yaitu ASI yang keluar pertama pada hari pertama sampai hari ke tujuh setelah persalinan. Kolostrum penting untuk bayi karena mengandung kekebalan, vitamin A yang tinggi, lebih kental dan berwarna kekuning-kunungan. Oleh karena itu, kolostrum harus diberikan kepada bayi. Sekalipun produksi ASI pada hari-hari pertama baru sedikit, namun mencukupi kebutuhan bayi. Pemberian air gula, air tajin, dan makanan pralaktal (sebelum ASI lacar diproduksi) lain harus dihindari.

B.     Manfaat Pemberian ASI Ekslusif
Adapun manfaat pemberian ASI ekslusif baik bagi ibu maupun bayi yaitu:
1.   Untuk Bayi
ü  Melindungi bayi dari infeksi saluran pencernaan.
ü  ASI sebagai nutrisi.
ü  ASI meningkatkan daya tahan tubuh.
ü  ASI eksklusif dapat meningkatkan kecerdasan.
ü  Melindungi anak dari serangan elergi.
ü  Meningkatkan daya penglihatan dann kepandaian berbicara.
ü  Mudah dicerna.
ü  Membantu pertumbuhan gigi, langit-langit, dan rahangnya secara sempurna.
2.   Untuk Ibu
ü  Menyusui dapat mencegah timbulnya kanker rahim dan kanker payudara.
ü  Dapat menjarangkan kehamilan.
ü  Ibu lebih cepat langsing.
ü  Mencegah pendarahan setelah melahirkan.
ü  Mengembalikan rahim keukuran semula.
ü  Mudah diberikan

C.     Keuntungan Memberi ASI Eklusif
Keuntungan dari pada ASI antara lain :
v       ASI mengandung cukup zat gizi untuk tumbuh-kembang.
v       ASI bersih dan tidak pernah basi.
v       Lebih murah.
v       Mudah dibawa kemana-mana.
v       Tersedia pada suhu yang ideal, tidak perlu dipanaskan terlebih dahulu.
v       Selalu segar dan bebas pencemaran kuman.
v       Memperkuat ikatan batin antara ibu dan anaknya.

D.    Cara Menyusui Yang Baik dan Benar
Agar pemberian ASI ekslusif dapat berhasi maka perlu mengetahui cara menyusui yang baik dan benar, yaitu:
1.      Berikan ASI sesering mungkin tanpa dijadwal termasuk pada waktu malam hari.
2.      Gunakan payudarah kanan dan kiri secara bergantian tia kali menyusui.
3.      Memberikan ASI bisa sambil duduk atau tiduran tetapi dalam keadaan santai.
4.      Bayi dipeluk dengan posis menghadap ibu.
5.      Isapan mulut bayi pada putting susu (bagian hitam sekitar putting) ibu masuk kemulut bayi.

E.     Faktor-Faktor Yang dapat Meningkatkan da Menghambat Pengeluaran ASI
1.      Faktor-faktor yang dapat meningkatkan pengeluaran ASI
§  Bila melihat bayi.
§   Memikirkan bayinya dengan perasaan penuh kasih saying.
§  Mendengar bayinya menangis.
§  Mencium bayi.
§  Ibu dalam keadaan tenang.
2.      Faktor-faktor yang dapat menghambat pengeluaran ASI
§  Ibu yang sedang bingung atau pikiranya sedang kacau.
§  Apabila ibu khawatir atau takut ASI-nya tidak cukup.
§  Apabila seorang inu merasa kesakitan, trauma saat menyusui.
§  Apabila ibu merasa sedih, cemas, marah, atau kesal.
§  Apabila ibu malu menyusui.
By : budi (dari berbagai sumber)