Jumat, 16 Maret 2012

Waspadai BORAX dalam Makanan Kita???



Boraks berasal dari bahasa Arab yaitu Bouraq. Merupakan kristal lunak yang mengandung unsur boron, berwarna dan mudah larut dalam air.
Boraks adalah bahan solder, bahan pembersih, pengawet kayu, antiseptik kayu, dan pengontrol kecoak. Sinonimnya natrium biborat, natrium piroborat, natrium tetraborat. Sifatnya berwarna putih dan sedikit larut dalam air. Sering mengonsumsi makanan berboraks akan menyebabkan gangguan otak, hati, lemak, dan ginjal. Dalam jumlah banyak, boraks menyebabkan demam, anuria (tidak terbentuknya urin), koma, merangsang sistem saraf pusat, menimbulkan depresi, apatis, sianosis, tekanan darah turun, kerusakan ginjal, pingsan, bahkan kematian.
Borak merupakan garam natrium yang banyak digunakan di berbagai industri non pangan, khususnya industri kertas, gelas, pengawet kayu, dan keramik. Namun saat ini banyak pula digunakan oleh para pembuat dan penjual bakso, mie ayam, dan berbagai jenis makanan lainnya. Penambahan ini bertujuan agar produk makanan tersebut memiliki sifat tekstur lebih kenyal sehingga menambah sensasi kenikmatan ketika disantap (Saifudin, 2008).
Borax atau Boraks merupakan suatu senyawa yang berbentuk kristal, warna putih, tidak berbau, larut dalam air dan stabil pada suhu dan tekanan normal.



2. Nama Lain Boraks
a. Sodium Borate
b. Borax Decahydrate
c. Sodium Biborate Decahydrate
d. Disodium Tetraborate Decahydrate
e. Sodium Pyroborate Decahydrate
f. Sodium Tetraborate Decahydrate
g. Boron Sodium Oxide
h. Fused Borax

3. Bahaya Utama Terhadap Kesehatan

Boraks beracun terhadap semua sel, bila tertelan boraks dapat mengakibatkan efek pada susunan syaraf pusat, ginjal dan hati. Konsentrasi tertinggi dicapai selama ekskresi. Ginjal merupakan organ paling mengalami kerusakan dibandingkan dengan orang lain. Dosis fatal untuk dewasa 15-20 g dan untuk anak-anak 3-6 g.

a. Gejala Akut (Jangka Pendek) bila Terpapar Boraks

1) Bila terhirup/inhalasi, dapat menyebabkan iritasi pada selaput lendir dengan batuk-batuk dan dapat diabsorbsi menimbulkan efek sistematik seperti badan rasa tidak enak (malaise), mual, nyeri hebat pada perut bagian atas (epigastrik), pendarahan gastro entritis disertai muntah darah, diare, lemah, mengantuk, demam dan rasa sakit kepala.
2) Bila kontak dengan kulit, menimbulkan iritasi kulit dan dapat diabsorbsi melalui kulit yang rusak.
3) Bila kontak dengan mata, dapat menimbulkan iritasi, mata memerah dan rasa perih
4) Bila tertelan, dapat menimbulkan gejala-gejala yang tertunda meliputi badan rasa tidak enak (malaise), mual, nyeri hebat pada perut bagain atas (epigastrik), pendarahan gastro entritis disertai muntah darah, diare, lemah, mengantuk, demam dan sakit kepala.


b. Tindakan Bila terpapar Boraks
1) Bila kontak dengan kulit, segera lepaskan pakaian, perhiasan, sepatu yang terkontaminasi, cuci kulit dengan sabun dan air mengalir sampai bersih dari boraks. Bila perlu hubungi dokter
2) Bila kontak dengan mata, segera cuci mata dengan air yang banyak atau larutan garam dapur 0,9% (seujung sendok teh garam dapur dilarutkan dalam segelas air) sambil mata dikedip-kedipkan sampai bersih dari boraks. Segera hubungi dokter
3) Bila tertelan, segera hubingi dokter. Korban yang tidak sadar jangan dibuat muntah atau diberi minum. Bila terjadi muntah, letakkan posisi kepala lebih rendah dari pinggul untuk mencegah agar muntahan tidak masuk ke saluran pernafasan
4) Bila korban tidak sadar, miringkan kepala ke samping atau ke satu sisi, sebelah kiri atau kanan, segera hubungi dokter

Boraks maupun bleng tidak aman untuk dikonsumsi sebagai makanan, tetapi ironisnya penggunaan boraks sebagai komponen dalam makanan sudah meluas di Indonesia. Mengkonsumsi makanan yang mengandung boraks memang tidak serta berakibat buruk terhadap kesehatan tetapi boraks akan menumpuk sedikit demi sedikit karena diserap dalam tubuh konsumen secara kumulatif. Seringnya mengonsumsi makanan berboraks akan menyebabkan gangguan otak, hati, lemak, dan ginjal. Dalam jumlah banyak, boraks menyebabkan demam, anuria (tidak terbentuknya urin), koma, merangsang sistem saraf pusat, menimbulkan depresi, apatis, sianosis, tekanan darah turun, kerusakan ginjal, pingsan, hingga kematian.

4. Tanda dan gejala kronis
1) Nafsu makan menurun
2) Gangguan pencernaan
3) Gangguan SSP : bingung dan bodoh
4) Anemia, rambut rontok dan kanker.
(Subdin Keswan Dan Kesmavet Disnakkeswan Prov. Lampung,)

5. Tidak Boleh Digunakan Sebagai Bahan Tambahan Pangan

Penggunaan borax sebagai bahan tambahan pangan dilarang, sesuai dengan PerMenkes No.722/Menkes/Per/IX/ tahun 1988 tentang Bahan Tambahan Makanan.

6. Boraks dalam bakso

Pemakaian boraks untuk memperbaiki mutu bakso sebagai pengawet telah diteliti pada tahun 1993. Di DKI Jakarta ditemukan 26% bakso mengandung boraks baik di swalayan, pasar tradisional dan pedagang makanan jajanan. Pada pedagang
bakso dorongan ditemukan 7 dari 13 pedagang menggunakan boraks dengan kandungan boraks antara 0,01 – 0,6 %
Selain itu digunakan tawas yang dilarutkan dalam 2 gram/liter air tersebut digunakan untuk merebus bakso untuk mengeringkan dan mengeraskan permukaan bakso. Beberapa pengolah bakso menggunakan TiO2 yaitu zat kimia yang disebut Titanium dioksida untuk menghindari warna bakso yang gelap.
Bakso yang menggunakan boraks memiliki kekenyalan khas yang berbeda dari kekenyalan bakso yang menggunakan banyak daging. Bakso yang mengandung boraks sangat renyah dan disukai dan tahan lama sedang kerupuk yang mengandung boraks kalau digoreng akan mengembang dan empuk, teksturnya bagus dan renyah.

By : Budi ( dari berbagai sumber)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar